Cari Blog Ini

20100730

TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN BUDAYA






“Teknologi: mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat”. Adalah suatu pernyataan yang nampaknya relevan dengan keberadaan dan implikasi dari kehadiran teknologi komunikasi dewasa ini. Menjamurnya situs-situs pertemanan yang merupakan jejaring sosial seperti friendster, facebook, twitter, myspace dan sebagainya disertai dengan sambutan yang begitu hangat dari masyarakat dalam mempergunakan dan memanfaatkan produk-produk dunia maya tersebut dengan sebaik-baiknya dirasa memiliki pengaruh positif sekaligus dampak negatif bagi gaya dan kehidupan pergaulan masyarakat. Di satu sisi, situs pertemanan ini menjembatani komunikasi antara pihak-pihak yang berada dalam jarak yang begitu jauh bahkan dalam dimensi waktu yang berbeda. Orang-orang yang sebelumnya tidak pernah bertemu sekalipun “didekatkan” oleh facebook dkk ini. Kelancaran dalam berkomunikasi, mendekatkan hubungan antar teman, atau sekedar mencari kenalan, bukan lagi menjadi sebuah masalah karena situs-situs jejaring sosial ini telah menjembatani segalanya. Kebutuhan manusia untuk bergaul dan bersosialisasi, menyalurkan kodratinya sebagai individu zoon politicon serta merasakan kebersamaan dan keakraban dengan pihak-pihak yang menjadi partner interaksinya, seakan telah betul-betul terpenuhi melalui pemanfaatan situs pertemanan ini. Tanpa disadari perlahan manusia mengalami candu akan friendster, tak dapat berlama-lama meninggalkan facebook serta mengamati tiap-tiap peristiwa terkini yang dikabarkan didalamnya, merasa perlu dan wajib untuk mengupdate status sesering mungkin di twitter serta tak mau ketinggalan untuk mengikuti aktivitas atau sekedar “kicauan” para follower di twitter yang dimilikinya. Ketika frekuensi penggunaan dan tingkat kebutuhan yang terlampau tinggi ini dirasakan benar oleh para penggunanya, hingga mengurangi aktivitas sosialisasi mereka di dunia pergaulan yang sesungguhnya, maka saat itulah teknologi komunikasi ini menjadi isu yang berdampak negatif terhadap pergaulan individu dan masyarakat pada skala yang lebih luas. Banyak orang yang terlalu asyik dengan pertemanan semunya di dunia maya hingga mengabaikan rekanan yang mereka miliki secara nyata yang berada di sekeliling mereka, mereka terlampau sibuk di depan PC mereka, atau tak dapat lepas dari ponsel yang dilengkapi dengan fasilitas internet yang begitu memadai. Akibatnya timbullah fenomena anti sosial dan sikap individualistis dari individu yang tentunya akan berdampak buruk terhadap kehidupan pergaulannya jika dalam jangka waktu yang lama individu tersebut tidak dapat mengelola dan menyeimbangkan intensitas dan frekuensi kedua jenis dimensi pergaulan yang digelutinya ini. Isu pornografi, kekerasan dalam rumah tangga dan terhadap anak-anak juga menjadi hal kontroversial yang merupakan aspek negatif dari penggunaan teknologi komunikasi dalam bidang sosial.

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuiakan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.

Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Unsur-Unsur

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

1.                  Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:

o        alat-alat teknologi

o        sistem ekonomi

o        keluarga

o        kekuasaan politik

2.                  Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:

o        sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya

o        organisasi ekonomi

o        alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)

o        organisasi kekuatan (politik)

Wujud dan komponen

Wujud

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.

·                     Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.

·                     Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.

·                     Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.

Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

Komponen

Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:

·                     Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.

·                     Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

Hubungan Antara Unsur-Unsur Kebudayaan

Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:

Peralatan dan Perlengkapan Hidup (Teknologi)


Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan.

Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.

Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:

·                     alat-alat produktif

·                     senjata

·                     wadah

·                     alat-alat menyalakan api

·                     makanan

·                     pakaian

·                     tempat berlindung dan perumahan

·                     alat-alat transportasi



Berbicara mengenai isu budaya terkait dengan teknologi komunikasi, maka kita pun akan dihadapkan pada dualitas implikasinya, yaitu positif dan negatif. Dikatakan positif karena dengan adanya teknologi komunikasi yang dapat memfasilitasi penyampaian berbagai informasi dan pemberitaan dari seluruh penjuru dunia, maka beraneka ragam budaya yang berasal dari luar suatu negara akan dapat masuk dan diserap oleh masyarakat negara yang bersangkutan. Hal ini akan mendorong masyarakat negara menjadi lebih terbuka dalam menanggapi hal-hal baru serta perubahan yang ada sebagai konsekuensi atas tingginya pemasukan budaya-budaya baru melalui akses internet ini. Arus informasi yang begitu cepat memicu terjadinya hal ini. Namun demikian perlu dicermati bahwasannya akan ada kemungkinan terjadinya cultural lag atau bahkan cultural shock yang dirasakan oleh masyarakat yang bersangkutan sebagai akibat ketidaksiapan mereka dalam menyerap dan mengadopsi budaya luar yang sedikit atau benar-benar berbeda dengan budaya lokal yang telah ada dan berkembang sebelumnya. Inilah yang menjadi cikal bakal timbulnya gaya hidup konsumerisme di kalangan masyarakat karena mereka hanya menyerap budaya baru yang masuk itu secara tidak utuh sehingga mereka tidak benar-benar mengetahui esensi dari pergeseran atau perubahan budaya yang mereka ikuti. Contohnya adalah kalangan remaja dewasa ini  yang beberapa di antaranya ikut-ikutan menggunakan ponsel blackberry hanya karena terpengaruh lingkungan pergaulan yang didominasi oleh para pengguna BB tersebut tanpa mengetahui dan memahami secara jelas signifikansi penggunaan gadget tersebut. Parahnya lagi, sikap individualistis, hedonisme bahkan sekularisme yang seakan semakin menjajal pola pikir dan perilaku masyarakat akibat pengaruh dari budaya luar yang jelas-jelas berbeda dengan tradisi budaya yang dimiliki (terlebih bagi masyarakat Asia yang berkonteks budaya tinggi; budaya Timur). Masyarakat seakan semakin diperbudak oleh teknologi yang menyebabkannya lalai dalam bersosialisasi, individu kian tunduk pada trend dunia dan segala sesuatu hal baru yang dipuja-puja masyarakat global, tanpa mengetahui esensinya dan hanya karena dilatarbelakangi perasaan takut terkucil atau tersisih. Menjadi seorang luddite atau bahkan laggard seakan menjadi momok yang benar-benar harus dihindari oleh individu jika tidak ingin disebut ketinggalan zaman atau menyandang predikat sebagai si gagap teknologi. Dan lagi-lagi, hal ini seringkali terjadi tanpa dilatarbelakangi alasan dan kepentingan yang jelas terhadap penggunanaan teknologi sehingga esensi dari pengadopsian budaya baru menjadi terabaikan.

Perkembangan teknologi dewasa ini memang tidak dapat kita bendung. Seiring berjalannya waktu, teknologi kini berkembang semakin pesat. Terkait dengan Perkembangan Teknologi Komunikasi maka media pun berkembang dan memunculkan media-media baru yang mengglobal. Media baru saat ini berupa internet, tv digital dan lain-lain semakin banyak dikonsumsi oleh khalayak. Salah satu jenis media baru yang kini sedang menggema adalah Internet.

Jika kita lihat perkembangan teknologi komunikasi saat ini hampir semua menyediakan layanan internet, dari mulai PSP yang kegunaan awalnya sebagai game, sampai Handphone yang kegunaan awalnya sebagai alat komunikasi saja kemudian berkembang dan didalamnya bisa terhubung dengan koneksi internet. Ini membuktikan bahwa kehidupan kita dikelilingi dengan budaya internet.


Secara tidak disadari keberadaan internet dikehidupan kita membawa dampak terhadap budaya kita khususnya budaya indonesia, baik berdampak positif maupun berdampak negatif. melihat dari dampak positif dari perkembangan internet pada saat ini adalah budaya yang kita miliki dapat diketahui dan diakui oleh dunia, jika melihat dari segi negatifnya, banyak dari kita yang justru meninggalkan budaya yang kita miliki untuk membentuk budayanya sendiri. Sebagai contoh yang sedang ramai diindonesia saat ini adalah situs jejaringan sosial Facebook yang ditemukan oleh Mark Zuckerberg seorang mahasisiwa Harvard, telah berhasil memikat banyak masyarakat indonesia untuk mengkonsumsinya.

Melalui Facebook kita dapat berinteraksi dengan teman, sehingga terasa bertatap muka (face to face), karena internet tidak mengenal ruang dan waktu. Banyak dari kita yang kecanduan Facebook atau situs jejaring sosial lainnya, misalnya Anda mengubah status lebih dari dua kali sehari dan rajin mengomentari perubahan status teman. Anda juga rajin membaca profil teman lebih dari dua kali sehari meski ia tidak mengirimkan pesan atau men-tag Anda di fotonya. Hal tersebut adalah salah satu yang mengubah budaya yang kita miliki selama ini.

Suatu hubungan mulai menjadi kering ketika para pengguna Facebook atau situs jejaring sosial lainnya tak lagi menghadiri social gathering, menghindari pertemuan dengan teman-teman atau keluarga, dan lebih memilih berlama-lama menatap komputer (atau ponsel). Ketika akhirnya berinteraksi dengan rekan-rekan, mereka menjadi gelisah karena “berpisah” dari komputernya.

Dengan adanya Facebook atau situs jejaring sosial lainnya mengubah gaya hidup seseorang menjadi lebih modern, karena menurut mereka gaya hidup yang modern adalah yang dapat mengikuti perkembangan teknologi komunikasi, sehingga budaya akan bergeser kepada budaya yang modern pula.

Dengan menjamurnya internet saat ini kita jarang menjumpai orang yang tidak saling kenal dihalte bus bertegur sapa, karena sekarang mereka sibuk dengan handphonenya masing-masing. Ketika terjadi musibah seperti gempa beberapa waktu yang lalu orang-orang tidak lagi memperdulikan untuk membantu orang lain, hal yang utama dilakukan olehnya adalah mengupdate status di facebook nya.

Apakah budaya kita yang dikenal orang sebagai budaya yang ramah tergeser oleh kemajuan perkembangan teknologi?

Budaya itu berbanding lurus dengan Waktu, Jadi budaya dan tatanan adat selalu mengikuti perkembangan zaman. Yang namanya perkembangan sedikit demi sedikit akan menggeser nilai-nilai budaya untuk menjaga agar budaya kita tetap ada dan tidak tergeser modernisasi perlu kita memperkenalkan, melestarikan dan menanamkan kepada generasi pelanjut.







TINJAUAN PUSTAKA

http://eprints.utm.my/7858/

http://www.waena.org/index.php?option=com_content&task=view&id=4468&Itemid=51



http://commentportal.com/search/pramsky-kaitan-antara-komunikasi-dan-budaya



http://fauzyalfalasany.blogspot.com/2010/01/teknologi-baru-menimbulkan-budaya-baru.html



http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya


http://defickry.wordpress.com/2007/10/26/teknologi-komunikasi-dan-sosial-budaya